PENERAPAN
KEWIRAUSAHAAN
Disusun
ole:
· Ita Lestari 162014003
· Helen Tonapa 162014025
· Sopiana 162014041
PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Dalam waktu yang terbatas, kita
harus menghasilkan sesuatu dan dalam waktu yang pendek kita juga akan menerima
kerugian. Kemampuan berpikir dan kemampuan bekerja keras hanya akan bermanfaat
apabila kita dapat memanfaatkan komitmen tinggi tepat waktu untuk menghasilkan
sesuatu.
1) Komitmen adalah konsisten terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2) Komitmen adalah suatu perjanjian atau kesepakatan untuk melakukan sesuatu
3) Komitmen adalah orang yang mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.
Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil. Mereka yang mempunyai komitmen tinggi selalu menggunakan sumber daya secara lebih efisien yang akan mendorong perusahaan kearah pola tingkah laku perusahaan.
1.
Menerapkan perilaku Tepat Waktu
Wirausaha yang ingin menjadi wirausaha yang sukses
harus dapat memanfaatkan dan memandang waktu sebagai:
a.
Tepat waktu adalah organisasi
Artinya semua aktivitas kegiatan bertujuan untuk
mencapai suatu cita-cita.berhasil tidaknya perjuangan hidup yang hendak dicapai
perusahaan kesempatan yang relatif sangat pendek.
b.
Tepat waktu adalah kekuasaan
Artinya waktu sekarang dapat menentukan
kejadian-kejadian di masa yang akan datang .
c.
Tepat waktu
adalah nilai uang
Artinya waktu yang diberikan oleh wirausahawan dapat
menghasilkan sesuatu tujuan yang dapat dinilai dengan uang.
d.
Tepat waktu adalah ukuran
Artinya menentukan berapa lama harus bekerja untuk
menghasilkan sesuatu yang maksimal .
Penerapan perilaku tepat waktu dapat dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari melalui hal-hal sebagai berikut:
.• Manfaat waktu senggang dengan hal-hal yang
berguna.
• Kebiasaan mempunyai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
• Kebiasaan mempunyai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
2.
Menerapkan perilaku tepat janji
Menerapkan perilaku tepat janji dapat dilakukan
melalui kegiatan sehari-hari. Hal ini harus tumbuh dalam jiwa seorang wirausaha
karena dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap konsumen, masyarakat dan rekan
bisnis. Adapun ciri-ciri kepribadian perilaku tepat janji bagi calon wirausaha
adalah sebagai berikut:
a) Bermoral tinggi dalam menepati janji,
b) Bersikap mental tinggi dalam menepati janji,
c) Terampil dalam belajar dan berusaha.
3.
Menerapkan Kepedulian Mental Dalam Bentuk Hasil Kerja,
Penampilan Dan Kinerja Lainnya
Wirausaha harus selalu memperhatikan mutu (kualitas) hasil kerja. Karena erat dengan masalah keputusan konsumen. Menerapkan kepedulian terhadap mutu dalam bentuk hasil kerja dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat, sekolah dan keluarga yang berupa penampilan.
Wirausaha harus selalu memperhatikan mutu (kualitas) hasil kerja. Karena erat dengan masalah keputusan konsumen. Menerapkan kepedulian terhadap mutu dalam bentuk hasil kerja dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat, sekolah dan keluarga yang berupa penampilan.
Tujuan wirausaha menampilkan produk yang baik untuk
konsumen adalah sebagai berikut:
a.
Menciptakan produk yang sesuai dengan minat dan daya
beli konsumen.Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
disenangi banyak konsumen.
b.
Menciptakan produk sesuai dengan segmen pasar yang
dituju
c.
Menciptakan produk yang mudah cara pemeliharaannya.
4.
Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri.
Jika calon wirausaha yang ingin menerapkan komitmen
tinggi terhadap pengendalian diri harus melalui beberapa hal berikut ini:
a.
Ketabahan
Artinya tetap kuat hati di dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup dalam berusaha. Semua kesulitan dan gangguan kita kembalikan kepada kekuasaan Tuhan, karena semuanya dianggap berasal dari Tuhan juga.
Artinya tetap kuat hati di dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup dalam berusaha. Semua kesulitan dan gangguan kita kembalikan kepada kekuasaan Tuhan, karena semuanya dianggap berasal dari Tuhan juga.
Dalam kita hidup pasti akan mendapatkan cobaan,
dimana cobaan itu berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya. Untuk
mengatasi berbagai macam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lain
dengan memelihara pendirian bahwa kita harus sukses.
Para wirausaha diharapkan memiliki ketekunan dan keuletan dalam berusaha. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha kerja keras, keyakinan, perjuangan, pengorbanan, dan ketabahan.
Para wirausaha diharapkan memiliki ketekunan dan keuletan dalam berusaha. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha kerja keras, keyakinan, perjuangan, pengorbanan, dan ketabahan.
b. Keuletan
Artinya tangguh, kuat dan tidak mudah putus asa. Cita-cita yang tinggi akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala rintangan, hambatan, cobaan, dan kendala yang dihadapi. Banyak di antara orang cepat berputus asa, menyerah kalah karena melihat adanya tanda-tanda kegagalan. Mereka yang tidak putus asa merupakan orang-orang yang ulet, tabah, tekun, dan berkepribadian tinggi. Ketekunan dan keuletan untuk mencapai tujuan merupakan sumber keberhasilan.
c. Disiplin
Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar bekerja, dan berusaha.
Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :
1. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental,
2. Menguasai keadaan penghidupan
3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan, dan nasib buruk
4. Membentuk pola berpikir logis,
5. Mengamankan dari perasaan takut,
6. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan.
Konsep-konsep penerapan disiplin di lingkungan sekolah selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·
Peraturan-peraturan yang jelas dan tegas, serta
sanksi-sanksi hukumnya
·
Konsep disiplin yang diterapkan pihak
sekolah harus masuk akal serta dapat dipahami semua pihak.
·
Peraturan-peraturan yang akan ditentukan
pihak sekolah harus masuk akal serta dapat dipahami semua pihak.
·
Konsep disiplin yang dibuat sekolah adalah
untuk kepentingan keadilan dan kesejahteraan bersama.
·
Konsep disiplin harus dapat memberikan motivasi
belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi.
Kesimpulannya bahwa pentingnya disiplin belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi adalah sebagai berikut :
Kesimpulannya bahwa pentingnya disiplin belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi adalah sebagai berikut :
Ø
Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya,
dan berpartisipasi yang menyenangkan.
Ø
Menghargai usaha-usaha secara aktif dan
produktif.
Ø
Suasana lingkungan sekolah yang
menyenangkan.
Ø
Meningkatkan prestasi belajar, bekerja, berkarya,
dan berpartisipasi.
Ø
Konsep disiplin dapat diterima semua pihak
warga sekolah.
d. Kerja
SamaPara wirausaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain
Pada hakikatnya kekuatan manusia itu terletak pada kemampuan fisik atau kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan manusia terletak dalam kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pada hakikatnya kekuatan manusia itu terletak pada kemampuan fisik atau kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan manusia terletak dalam kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya.
Daftar pustaka
CONTOH
KASUS
Berawal dari Iseng, Ryo Kini Juragan Distro Beromzet Miliaran
KOMPAS.com — Usia
muda bukan berarti tak bisa mencapai kesuksesan. Kusdarmawan Aryo Baskoro
membuktikan, di usianya yang masih muda, 28 tahun, dia mampu meraup omzet
miliaran rupiah setahun dari usaha distro yang dirintisnya di Solo.
Kata distro alias distribution outlet tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Toko pakaian jenis ini masih eksis hingga sekarang lantaran masih menjadi kiblat fashion anak muda di hampir semua kota besar. Bahkan, tidak sedikit anak muda yang sukses menjadi juragan distro ini, salah satunya adalah Kusdarmawan Aryo Baskoro.
Mengusung nama perusahaan Rawn Divisions, semua merek yang diproduksi oleh pria yang akrab dipanggil Ryo ini dilabeli dengan nama Rown. Nama ini merupakan kependekan dari Ryo Owner atau bisa juga diartikan tapak alias jejak kaki. "Harapan saya, produk bisnis yang saya bangun ini bisa menapak di mana-mana," ujar pemuda kelahiran Surakarta, 9 November 1984, yang boleh dibilang sukses menjadi juragan distro di kotanya itu.
Kata distro alias distribution outlet tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Toko pakaian jenis ini masih eksis hingga sekarang lantaran masih menjadi kiblat fashion anak muda di hampir semua kota besar. Bahkan, tidak sedikit anak muda yang sukses menjadi juragan distro ini, salah satunya adalah Kusdarmawan Aryo Baskoro.
Mengusung nama perusahaan Rawn Divisions, semua merek yang diproduksi oleh pria yang akrab dipanggil Ryo ini dilabeli dengan nama Rown. Nama ini merupakan kependekan dari Ryo Owner atau bisa juga diartikan tapak alias jejak kaki. "Harapan saya, produk bisnis yang saya bangun ini bisa menapak di mana-mana," ujar pemuda kelahiran Surakarta, 9 November 1984, yang boleh dibilang sukses menjadi juragan distro di kotanya itu.
Ryo menjual berbagai produk fashion seperti halnya distro lain. Misalnya, t-shirt, kemeja, celana jins, sepatu,
dan berbagai aksesori, seperti topi dan stiker. Ia juga membawa Rown tidak
hanya menyasar anak muda, tetapi juga segmen anak-anak hingga orang tua.
"Tapi, kami lebih dominan membidik pasar anak muda," ungkapnya kepada Kontan.
Usaha distro yang dibangun pemuda usia 28 tahun ini kini memiliki omzet usaha hingga miliaran rupiah. Dalam sebulan, Ryo mampu memproduksi 3.000 hingga 4.000 kemeja, 2.000 pasang sepatu, 3.000 potong celana jins, dan yang terbanyak adalah sekitar 25.000 potong kaus. Setiap satu desain hanya diproduksi 30 potong.
Usaha distro yang dibangun pemuda usia 28 tahun ini kini memiliki omzet usaha hingga miliaran rupiah. Dalam sebulan, Ryo mampu memproduksi 3.000 hingga 4.000 kemeja, 2.000 pasang sepatu, 3.000 potong celana jins, dan yang terbanyak adalah sekitar 25.000 potong kaus. Setiap satu desain hanya diproduksi 30 potong.
Saat ini, Ryo memang hanya memiliki dua gerai, yaitu di
Karanganyar dan Surakarta. Tetapi, dia bermitra dengan banyak distro di
beberapa kota untuk memasok produknya. "Produk saya sudah menyebar dari
Aceh hingga Papua," kata Ryo, yang berencana membuka cabang di Pontianak
lantaran ada investor yang berminat bekerja sama.
Dua tahun terakhir, merek Rown bahkan sudah masuk pasar Malaysia dan Singapura. Tak lama lagi, produknya akan juga bakal dikirim ke Kanada. "Kalau soal omzet yang pasti terjual lumayan hingga ribuan pieces dengan rentang harga mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 800.000," ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Dua tahun terakhir, merek Rown bahkan sudah masuk pasar Malaysia dan Singapura. Tak lama lagi, produknya akan juga bakal dikirim ke Kanada. "Kalau soal omzet yang pasti terjual lumayan hingga ribuan pieces dengan rentang harga mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 800.000," ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Buah dari keisengan
Semangat bisnis Ryo sebetulnya sudah muncul sejak berada
di kelas III sekolah dasar. "Saya jualan gorengan dan kacang di sekolah,
semuanya mama yang bikin. Upahnya lumayan buat ditabung," kenangnya sambil
terkekeh. Jualan gorengan ia lakoni hingga duduk di bangku SMP. Ketika SMA, dia
sudah dapat membuat desain dan sablon di kain sarung pantai.
Ryo mulai merintis usaha distro saat kuliah. Awal usaha ini sebenarnya bukan berangkat dari kesengajaan. Ketika masuk kuliah pada tahun 2003, dia membangun usaha patungan bersama temannya dengan memasarkan produk fashion bermerek Ankles. Targetnya adalah anggota komunitas skateboard.
Sayang, usaha itu bubar. Ryo tak lantas putus asa. Iseng-iseng dia mendesain sebuah t-shirt. Tak disangka, banyak yang meminati desainnya itu. Permintaan pun terus berdatangan. Pada tahun 2006, merek Rown lahir dengan modal awal Rp 30 juta.
Awal berdiri, Ryo hanya memiliki tiga karyawan. Ia juga menyewa gerai seluas 3 meter x 10 meter. Lambat laun, dari yang semula memproduksi puluhan kaus, permintaan bertambah menjadi ratusan bahkan hingga kini mencapai ribuan potong.
Pada 2008, Ryo mulai mengembangkan usahanya. Ia mendapat pinjaman dari bank. "Saya meminjam Rp 100 juta untuk pengembangan usaha. Sekarang, aset saya sudah miliaran," ungkapnya tanpa mau menyebut detail berapa besar.
Ryo juga terus menambah karyawan, dari semula tiga desainer, kini ia memiliki lima desainer dan total karyawan mencapai 40 orang. Gerai yang semula seukuran "kamar" sudah meluas menjadi 360 meter persegi. "Saya sudah membuat jenjang karier bagi para karyawan. Namun, yang langsung melayani pembeli saya bayar secara harian," cerita lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret ini.
Dalam memasarkan produknya, Ryo memakai berbagai cara jitu, di antaranya menjadi sponsor di beberapa acara anak muda seperti pentas band. Untuk hal itu, dia juga pernah menjadi sponsor band Efek Rumah Kaca, MTV Ampuh, MTV 100%, dan berbagai film televisi (FTV). "Saya pantang jualan produk rejected," katanya.
Ryo tak lantas puas dengan hasil kerjanya. Ia menggunakan uang hasil keuntungan untuk memperluas bisnis. "Saya berencana membuat produk jam tangan dengan merek Rown dan membuat sistem semi-waralaba buat usaha ini," ujarnya.
Ryo bilang, saat pesanan mulai banyak, dia masih menghadapi kendala, khususnya dalam infrastruktur pengiriman. "Jika ada permintaan dari luar negeri, pengiriman sering terhambat," ujarnya. Ia berharap proses pengiriman bisa lebih cepat. (Cheppy A Muchlis/Kontan)
Ryo mulai merintis usaha distro saat kuliah. Awal usaha ini sebenarnya bukan berangkat dari kesengajaan. Ketika masuk kuliah pada tahun 2003, dia membangun usaha patungan bersama temannya dengan memasarkan produk fashion bermerek Ankles. Targetnya adalah anggota komunitas skateboard.
Sayang, usaha itu bubar. Ryo tak lantas putus asa. Iseng-iseng dia mendesain sebuah t-shirt. Tak disangka, banyak yang meminati desainnya itu. Permintaan pun terus berdatangan. Pada tahun 2006, merek Rown lahir dengan modal awal Rp 30 juta.
Awal berdiri, Ryo hanya memiliki tiga karyawan. Ia juga menyewa gerai seluas 3 meter x 10 meter. Lambat laun, dari yang semula memproduksi puluhan kaus, permintaan bertambah menjadi ratusan bahkan hingga kini mencapai ribuan potong.
Pada 2008, Ryo mulai mengembangkan usahanya. Ia mendapat pinjaman dari bank. "Saya meminjam Rp 100 juta untuk pengembangan usaha. Sekarang, aset saya sudah miliaran," ungkapnya tanpa mau menyebut detail berapa besar.
Ryo juga terus menambah karyawan, dari semula tiga desainer, kini ia memiliki lima desainer dan total karyawan mencapai 40 orang. Gerai yang semula seukuran "kamar" sudah meluas menjadi 360 meter persegi. "Saya sudah membuat jenjang karier bagi para karyawan. Namun, yang langsung melayani pembeli saya bayar secara harian," cerita lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret ini.
Dalam memasarkan produknya, Ryo memakai berbagai cara jitu, di antaranya menjadi sponsor di beberapa acara anak muda seperti pentas band. Untuk hal itu, dia juga pernah menjadi sponsor band Efek Rumah Kaca, MTV Ampuh, MTV 100%, dan berbagai film televisi (FTV). "Saya pantang jualan produk rejected," katanya.
Ryo tak lantas puas dengan hasil kerjanya. Ia menggunakan uang hasil keuntungan untuk memperluas bisnis. "Saya berencana membuat produk jam tangan dengan merek Rown dan membuat sistem semi-waralaba buat usaha ini," ujarnya.
Ryo bilang, saat pesanan mulai banyak, dia masih menghadapi kendala, khususnya dalam infrastruktur pengiriman. "Jika ada permintaan dari luar negeri, pengiriman sering terhambat," ujarnya. Ia berharap proses pengiriman bisa lebih cepat. (Cheppy A Muchlis/Kontan)
ANALISIS KASUS
Ryo
menjual berbagai produk fashion seperti halnya distro lain. Misalnya, t-shirt, kemeja, celana jins, sepatu,
dan berbagai aksesori, seperti topi dan stiker. Ia juga membawa Rown tidak
hanya menyasar anak muda, tetapi juga segmen anak-anak hingga orang tua. Saat ini, Ryo memang hanya memiliki dua gerai, yaitu di
Karanganyar dan Surakarta. Tetapi, dia bermitra dengan banyak distro di
beberapa kota untuk memasok produknya. "Produk saya sudah menyebar dari
Aceh hingga Papua," kata Ryo, yang berencana membuka cabang di Pontianak
lantaran ada investor yang berminat bekerja sama. . Ketika masuk kuliah pada
tahun 2003, dia membangun usaha patungan bersama temannya dengan memasarkan
produk fashion bermerek Ankles. Targetnya adalah
anggota komunitas skateboard.
Ryo bilang, saat pesanan mulai banyak, dia masih menghadapi kendala, khususnya dalam infrastruktur pengiriman. "Jika ada permintaan dari luar negeri, pengiriman sering terhambat,"
Ryo bilang, saat pesanan mulai banyak, dia masih menghadapi kendala, khususnya dalam infrastruktur pengiriman. "Jika ada permintaan dari luar negeri, pengiriman sering terhambat,"
KESIMPULAN
Ryo tak lantas putus asa.
Iseng-iseng dia mendesain sebuah t-shirt.
Selain itu kita juga harus kreatif dan inovatif dalam pembuatan kaos,topi dll
yang banyak di sukai oleh kalangan anak muda.dan yang terakhir harus jujur
karena itu merupakan kunci kesuksesan.